Tubuh manusia telah dirancang untuk mekanisme pertahanan (kekebalan/imunitas) dari serangan penyakit dan menjaganya agar tetap sehat. Namun, pada penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat.
Penyakit Lupus disinyalir berhubungan dengan sistem imunologi yang berlebihan. Tubuh manusia memiliki antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang hendak memasuki tubuh. Akan tetapi, pada penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan sehingga yang terjadi adalah antibodi tersebut justru menyerang sel-sel organ tubuh yang sehat (autoimunitas) .
Penyakit Lupus ini setidaknya terdiri dari 3 jenis yaitu:
* Cutaneus lupus atau seringkali disebut discoid . Penyakit ini hanya menyerang bagian kulit saja. Ditandai dengan gejala-gejala: adanya ruam yang muncul didaerah leher, kulit kepala atau bahkan ruam pada seluruh tubuh, salah satu bagian tubuh dan atau seluruh tubuh berwarna merah sampai bersisik, kadang-kadang sampai gatal dan hampir semua golongan ini akan berubah menjadi sistemik.
* Sistemik lupus yaitu penyakit lupus yang menyerang organ tubuh seperti: persendian, otak/saraf, darah, pembuluh darah, paru-paru, ginjal, jantung, hati dan mata. Penyakit ini adalah tahap penyakit lupus yang sangat berat karena jenis ini menyerang organ-organ vital baik satu dan atau beberapa organ vital lainnya.
* Drug Induced Lupus (DIL) yang timbul setelah sering menggunakan obat-obat tertentu. Obat-obat antibiotik seperti golongan sulfa, obat-obat antituberkulosa seperti INH, golongan obat hydralazin untuk hipertensi dan golongan obat prokainamid untuk jantung, namun untuk beberapa tahun terakhir ini obat hydrlazin dan prokainamid sudah jarang sekali dipakai.Umumnya prevalensi penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering muncul pada orang antara usia 10 dan 50, dengan mayoritas penderita berasal dari ras Afrika, Amerika dan Asia daripada ras lain.
Gejala-Gejala Penyakit Lupus (SLE):
Gejala penyakit SLE bervariasi dari orang ke orang. Kebanyakan mengalami nyeri sendi dan bengkak, dan bisa berkembang ke arah arthritis. Sendi yang sering terkena adalah jari, tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Selain itu penderita juga mengalami:
* Ruam kulit – sebuah “kupu-kupu” ruam di pipi dan jembatan hidung mempengaruhi sekitar setengah dari orang dengan SLE. Ruam semakin parah di bawah sinar matahari. Ruam juga dapat meluas.
* Nyeri dada saat mengambil napas dalam
* Kelelahan
* Demam
* Mengalami ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)
* Rambut rontok
* Luka pada mulut
* Sensitif terhadap sinar matahari
* Pembengkakan kelenjar getah beningGejala lain tergantung pada apa bagian tubuh yang terkena:
* Otak dan sistem saraf: sakit kepala, mati rasa, kesemutan, kejang, masalah penglihatan, perubahan kepribadian
* Saluran pencernaan: nyeri perut, mual, dan muntah
* Jantung: ritme jantung abnormal (aritmia)
* Paru-paru: batuk darah dan kesulitan bernapas
* Kulit: warna kulit tidak merata, jari-jari yang berubah warna saat dingin (fenomena Raynaud). Sebagian penderita hanya memiliki gejala-gejala kulit. Hal ini disebut lupus discoid.Sementara itu menurut pedoman diagnosis SLE dari American Rheumatism Association (ARA). Diagnosis lupus adalah berdasarkan adanya 4 dari 11 gejala lupus yang khas, yaitu:
* Ruam kupu-kupu pada wajah (pipi dan pangkal hidung)
* Ruam pada kulit
* Luka pada mulut (biasanya tidak menimbulkan nyeri)
* Cairan di sekitar paru-paru, jantung, dan organ lainnya
* Artritis (artritis non-erosif yang melibatkan 2 atau beberapa sendi perifer, dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami kerusakan)
* Kelainan fungsi ginjal, dimana kadar protein dalam air kemih >0,5 mg/hari atau +++,
* Adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah merah/ putih maupun sel tubulus ginjal
* Fotosensitivitas (peka terhadap sinar matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin
No comments:
Post a Comment